Buku sastera : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Buku sastera Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka berkisahkan tentang cinta suci Zainuddin untuk Hayati terhalang oleh keturunan dan kemiskinan. Zainuddin yang merupakan keturunan campuran Minang dan Bugis tidak mendapat pengakuan sebagai suku Minang asli, karena ibunya bersuku Bugis. Cinta mereka pun terhalang dan Hayati menikah dengan Aziz, seorang Minang asli dan kaya. Zainuddin setia dan tetap menjalani hidupnya bersama karya-karyanya. Zainuddin pindah ke Pulau Jawa bersama Muluk, sahabatnya dan menemukan kejayaan hidupnya disana iaitu di Surabaya. Hayati dan Aziz akhirnya berpisah, Aziz mati bunuh diri dan Hayati menjanda.
Zainuddin yang demawan tidak ingin melihat Hayati menderita, meskipun Hayati telah menjadi janda, Zainuddin tidak menikahi Hayati. Hayati diminta untuk pulang ke Padang menaiki kapal Belanda termewah yaitu Kapal Van Der Wijck yang berlabuh ke laut Andalas. Hingga saatnya tiba Hayati pulang dan tak kembali lagi seiring dengan kecelakaan yang menenggelamkan Kapal Van Der Wijck tersebut. Nyawa Hayati tidak dapat diselamatkan.
Zainuddin merasa menyesal atas keputusannya menyuruh Hayati kembali ke Padang. Setelah hayati meninggal dalam peristiwa itu, Zainuddin setiap hari mendatangi kubur Hayati, dia hidup dalam bayang cintanya yang tetap ada dihatinya. Zainuddin semakin rapuh dan jatuh sakit. Zainuddin yang terkenal dengan karya-karya hikayatnya kini telah tenggelam bersama bayang dan angan bersama Hayati.
Hingga setahun kemudian Zainuddin menyusul hayati kea lam abadi. Zainuddin meninggalkan harta benda melimpah dan karya-karya sastranya yang indah. Saat maut menjemputnya Zainuddin menyelesaikan kisah hikayat cintanya bersama Hayati dalam tulisan terkahirnya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Zainuddinpun di kubur bersama angan dan cintanya yang abadi di samping kubur Hayati sang kekasih abadinya.
Comments
Post a Comment